Hakikat Manusia Merdeka dengan Seutuhnya
Bagikan ini :

Setiap tanggal 17 Agustus merupakan tanggal yang ditunggu-tunggu, karena merupakan moment yang paling bersejarah Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia. Meskipun sudah merdeka, kita tetap bisa mengingat yang telah
diperjuangkan oleh pendahulu bangsa ini guna meraih kemerdekaan. Pada
tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta atas nama Bangsa Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan Negara Indonesia, sejarah mencatat proklamir
kemerdekaan Indonesia tepat pada hari Jum’at tanggal 17 Ramadhan pukul
10.00 WIB, perjuangan panjang para pendahulu bangsa ini berjuang melawan
penjajah. Kemudian makna apa yang terkandung dalam kemerdekaan Bangsa
Indonesia, tentu tidak hanya sekedar mengenang tanpak kilas memperingati
hari kemerdekaan saja, namun yang paling penting merasa telah merdeka
dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana mengisi kemerdekaan itu sendiri.

Arti Penting Kemerdekaan
Kemerdekaan dalam bahasa Arab disebut al-Istiqla, ditafsirkan sebagai
”al-Taharrur wa al-Khalash min ayy Qaydin wa Saytharah Ajnabiyyah” (bebas
dan lepas dari segala bentuk ikatan dan penguasaan pihak lain), atau “al- Qudrah ‘ala al-Tanfidz ma’a In‘idam Kulli Qasr wa ‘Unf min al-Kharij”
(Kemampuan mengaktualisasikan diri tanpa adanya segala bentuk pemaksaan
dan kekerasan dari luar dirinya). Jadi kemerdekaan bebas dari segala bentuk
penindasan bangsa lain, kata lain untuk makna ini adalah al-hurriyyah, kata ini
diterjemahkan dengan kebebasan. Dari kata ini terbentuk kata al-tahrir yang
berarti pembebasan, orang yang bebas atau merdeka disebut al-hurr lawan dari
al-‘abd (budak).

Kemerdekaan (kata benda) di saat suatu negara meraih hak kendali
penuh atas seluruh wilayah bagian negaranya, atau kemerdekaan (kata benda)
di saat seseorang mendapatkan hak untuk mengendalikan dirinya sendiri tanpa
campur tangan orang lain dan atau tidak bergantung pada orang lain lagi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merdeka artinya bebas dari
penghambaan, penjajahan, dan lain-lain; berdiri sendiri; tidak terkena atau
lepas dari tuntutan; tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak
tertentu; atau leluasa. Merdeka berarti bebas dari penjajahan, bebas dari
tahanan, bebas dari kekuasaan, bebas intimidasi, bebas tekanan, dari nilai dan
budaya yang mengungkung diri kita. Kemerdekaan keadaan (hal) berdiri sendiri
(bebas, lepas, tidak terjajah lagi, dan sebagainya); kebebasan: adalah hak
segala bangsa.

Kemerdekaan senantiasa mempunyai arti penting bagi kehidupan suatu
bangsa, termasuk Bangsa Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan pengakuannya oleh dunia telah diperoleh bangsa ini dengan perjuangan berat
tanpa kenal lelah dan pamrih. Modal kemerdekaan bangsa ini akan memiliki
harga diri dan dapat bersama-sama duduk saling berdampingan dengan
bangsa-bangsa lain di dunia ini. Dalam hal ini kemerdekaan Indonesia mempunyai beberapa arti penting,
antara lain:

  1. Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, merupakan
    puncak perjuangan bangsa ini. Jadi, serangkaian perjuangan menentang
    kaum penjajah akhirnya akan mencapai pada suatu puncak, yakni
    kemerdekaan.
  2. Kkemerdekaan, berarti bangsa Indonesia mendapatkan suatu
    kebebasan. Bebas dari segala bentuk penindasan dan penguasaan
    bangsa asing. Bebas menentukan nasib bangsa sendiri. Hal ini berarti
    bahwa Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berdaulat, bangsa
    yang harus memliki tanggung jawab sendiri dalam hidup berbangsa dan
    bernegara.
  3. Kemerdekaan adalah jembatan emas atau merupakan pintu gerbang
    untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Jadi, dengan kemerdekaan
    itu bukan berarti perjuangan bangsa sudah selesai. Tetapi, justru muncul
    tantangan baru untuk mempertahankan dan mengisinya dengan
    berbagai kegiatan pembangunan.

Secara Fitrah Manusia Adalah Merdeka
Sesungguhnya manusia yang lahir dari kandungan ibunya ke dunia ini
seluruhnya merupakan mahluk merdeka, manusia diciptakan Allah Swt. dengan
fitrahnya yang bersih (hanif), yaitu berakidah dan bertauhid dalam arti kata
manusia awal penciptaannya merdeka. Dalam konteks ini semua dalamkeadaan fitrah (suci dan bersih dari perikatan dan penjajahan apapun), namun
setelah dewasa ketika mulai baligh ada manusia yang kembali fitrah dan ada
juga manusia yang yang tergelincir dari fitrahnya. Sedangkan manusia tidak
merdeka adalah manusia yang hidupnya dikendalikan oleh akalnya sendiri,
dogma, hawa nafsu, ilmu sesat, harta dan dien selain Islam.

Islam datang ke alam dunia ini sesungguhnya membawa pesan dan sifat
kemerdekaan. Islam menyeru umat manusia supaya membebaskan diri dan
pemikiran mereka daripada belenggu jahiliah dan kemusyrikan terhadap Allah
Swt, membebaskan diri daripada perhambaan dan membebaskan negara
daripada cengkaman musuh. Islam dalam arti kata kesejahteraan, kedamaian
dan keamanan semuanya menjurus kepada hakikat kemerdekaan. Hakikat ini
dapat dilihat semasa perkembangan awal Islam di mana Rasulullah Saw. telah
membawa kemakmuran dan kesejahteraan untuk Negeri Madinah dan
memerdekakan Mekah dari cengkaman kafir Quraisy. Demikian juga halnya
perkembangan masa pemerintahan Khulafa’ ar-Rasyidin dan kekhalifahan
sesudahnya yang banyak memerdekakan negara dari cengkaman kekufuran.
Islam juga bersifat merdeka dalam arti kata lain bermaksud bebas daripada
keruntuhan akhlak dan kemurkaan Allah Swt. Lantaran itu, Islam telah berjaya menyelamatkan manusia dari sistem perhambaan terhadap manusia ataupun
hawa nafsu yang diselaputi oleh perbuatan syirik, kekufuran, kemungkaran dan
kemaksiatan. Oleh karena itulah hendaknya umat Islam senantiasa bercita-cita
agar membebaskan diri daripada sifat-sifat yang boleh meruntuhkan wibawa
kamanusiaan karena sifat-sifat demikian dimurkai Allah Swt. dan menyebabkan
manusia terpenjara dibawah arahan hawa nafsu dan ajakan syetan, dan yang
terpenting lagi terlepas dari siksaan api neraka.

Islam memandang kemerdekaan tidak hanya sekedar diukur dari sudut
pandang terbebasnya bangsa dari kejahatan penjajahan, meskipun tidak bisa
dipungkiri sebagai salah satu alat dalam mengukur kemerdekaan sejati. Tidak
adanya suatu kebebasan (hurriyah) dirasakan jika semua makna penjajahan
dalam bentuk apapun kecuali benar-benar berakhir dan sirna dalam kehidupan
umat manusia itu sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *